Malang, Perspektif - Debat terbuka
Pemilihanan umum raya Universitas Brawijaya berlangsung pada sore hari (14/12)
di Lapangan Rektorat . Debat terbuka yang dihadiri oleh 23 calon Dewan
Perwakilan Mahasiswa Universitas Brawijaya (DPM UB) dibagi menjadi dua sesi. Pada sesi pertama
diikuti oleh calon DPM nomor urut 1 sampai 12, dan sesi kedua diikuti oleh calon DPM
nompr urut 13 hingga 23.
Pada debat sesi pertama , salah
seorang audience menanyakan terkait dasar
adannya kebijakan NKK/BKK serta pencalonan mereka (red. Calon DPM) memiliki
kepentingan atau tidak. Calon DPM UB nomer urut pertama , Marwah mengatakan
bahwa NKK/BKK ini terjadi ketika jaman
Suharto, dimana seorang mahasiswa fokus pada akademik, sedangkan kepentingan
yang dia bawa adalah kepentingan mahasiswa Brawijaya. Sedangkan, Tahan Silangit
dari nomor urut tiga memaparkan bahwa pada saat PK2maba organisasi ekstra itu tidak
diperbolehkan masih. Calon yang menjadi panitia PK2maba itu pun mengatakan
bahwa ,seandainnya organisasi ekstra kampus itu masuk, maba yang pikirannya
masih kosong akan terisi oleh apa yang
belum pantas mereka dapatkan.
Asa,audience yang mengajukan pertanyaan tersebut menyatakan bahwa tidak
berharap manis kepada calon DPM “Belum ada pernyataan, jawaban atau statement
dari para calon ini mengenai apa yang saya tanyakan. Selain itu dinamika setiap
tahun yang terjadi selalu seperti ini, mereka berbondong – bondong untuk
bagaimana bilang bahwa saya independen jelas – jelas pada kenyataan mereka
tersekat – sekat oleh fraksi mereka masing – masing entah itu omek atau anti
omek” ujar mahasiswa tersebut.
Ketika dikonfirmasi oleh awak
perspektif, Apakah pencalonan DPM ini merupakan sandiwara ? “ Bisa ukdikatakan
ini adalah sandiwara yang saya perumpamakan seperti buah jeruk, buah jeruk itu
kulitnya kuning dalamnya kuning, namun kalau mereka ini seperti buah semangka,
kulitnya hijau dalamnya warnannya merah
, kalau ketika diluar ngomongnya hijau dalemnya warna merah tidak sesuai dengan
apa yang mereka katakan”. (nnd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar