Malang, PERSPEKTIF – Rangkaian Pemilihan Mahasiswa Raya (Pemira) Universitas
Brawijaya (UB) tahun ini digelar pada bulan November-Desember. Acara pesta
demokrasi ini setiap tahun rutin diselenggarakan untuk mencari wajah baru
pemimpin mahasiswa Brawijaya, yaitu Presiden dan Wakil Presiden Eksekutif
Mahasiswa (EM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM).
Salah satu rangkaian Pemira yang telah berlangsung adalah Fit and Proper Test. Menurut ketua
pelaksana, Achmad Chaiz, mengatakan test ini merupakan suatu parameter untuk mengukur sejauh mana
pemahaman para kandidat tentang UB, “test ini tidak serta merta melihat dan
memilih calon saja, tetapi juga melihat jawaban yang mereka tuturkan. Tes ini
diharapkan dapat memberikan informasi kepada mahasiswa UB yang belum mengenal para
kandidat agar saat pemilihan mereka dapat mem-vote
calon yang menurut mereka layak,” papar mahasiswa yang juga aktif pada Unit
Kegiatan Mahasiswa Impala ini.
Mekanisme fit and proper test
ini menerapkan sistem tulis dan wawancara yang dilakukan selama dua hari
(27/11) dan (28/11). Pada hari pertama kandidat diberikan kertas yang berisi
pertanyaan-pertanyaan seputar UB dan harus dijawab dengan waktu yang telah
ditentukan. Sedangkan pada hari kedua, kandidat melakukan test wawancara bersistemkan
pos-pos berbeda juri. Sistem ini persis seperti tahun sebelumnya.
Sementara itu, rilis hasil
Fit and Proper test menuai tanggapan yang beragam dari mahasiswa. Fadhilla
salah satu mahasiswi FTP menuturkan “ Tes
ini menguntungkan juga bagi kita karena kita kan tidak kenal secara langsung dengan kandidat tapi kita bisa
melihat dan mengukur dari tes ini”, ungkap wanita berkacamata itu. Ia
menambahkan bahwa keseharian dari calon dapat dijadikan acuan dalam memilih,
namun memang hasil dari fit and proper
test ini juga bisa mempengaruhi terpilihnya para calon kelak. (Aud/Rzm).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar