Kamis, 03 Desember 2015

Fit and Proper Test sebagai Parameter Uji Kelayakan Calon

Malang, PERSPEKTIF – Rangkaian Pemilihan Mahasiswa Raya (Pemira) Universitas Brawijaya (UB) tahun ini digelar pada bulan November-Desember. Acara pesta demokrasi ini setiap tahun rutin diselenggarakan untuk mencari wajah baru pemimpin mahasiswa Brawijaya, yaitu Presiden dan Wakil Presiden Eksekutif Mahasiswa (EM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM).
Salah satu rangkaian Pemira yang telah berlangsung adalah Fit and Proper Test. Menurut ketua pelaksana, Achmad Chaiz, mengatakan test ini merupakan  suatu parameter untuk mengukur sejauh mana pemahaman para kandidat tentang UB, “test ini tidak serta merta melihat dan memilih calon saja, tetapi juga melihat jawaban yang mereka tuturkan. Tes ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada mahasiswa UB yang belum mengenal para kandidat agar saat pemilihan mereka dapat mem-vote calon yang menurut mereka layak,” papar mahasiswa yang juga aktif pada Unit Kegiatan Mahasiswa Impala ini.
Mekanisme fit and proper test ini menerapkan sistem tulis dan wawancara yang dilakukan selama dua hari (27/11) dan (28/11). Pada hari pertama kandidat diberikan kertas yang berisi pertanyaan-pertanyaan seputar UB dan harus dijawab dengan waktu yang telah ditentukan. Sedangkan pada hari kedua, kandidat melakukan test wawancara bersistemkan pos-pos berbeda juri. Sistem ini persis seperti tahun sebelumnya.
Sementara itu, rilis hasil Fit and Proper test menuai tanggapan yang beragam dari mahasiswa. Fadhilla salah satu mahasiswi FTP  menuturkan “ Tes ini menguntungkan juga bagi kita karena kita kan tidak kenal secara langsung dengan kandidat tapi kita bisa melihat dan mengukur dari tes ini”, ungkap wanita berkacamata itu. Ia menambahkan bahwa keseharian dari calon dapat dijadikan acuan dalam memilih, namun memang hasil dari fit and proper test ini juga bisa mempengaruhi terpilihnya para calon kelak. (Aud/Rzm).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar