Malang, PERSPEKTIF –Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) akan segera melaksanakan
pemilihan dekan baru tahun depan untuk mencari pengganti Prof. Dr. Darsono
Wisadirana, MS. yang telah sepuluh tahun memimpin fakultas oranye ini sebagai
Dekan FISIP . Namun, sampai saat ini belum terjadi pembicaraan terkait proses
pemilihan dekan diantara para petinggi fakultas seperti senat, Wakil Dekan III
bidang Kemahasiswaan,dan juga pihak-pihak lain yang terkait.
“Kalau
dari anak-anak (mahasiswa, red.) yang menjabat di kampus bicara soal itu kayaknya belum, terlebih lagi Wakil
Dekan III yang mengurusi bidang kemahasiswaan itu juga kebetulan sedang pergi
haji bersama rombongan haji UB. Nah itu mungkin yang menjadi halangan untuk
kemudian pembangunan komunikasi ini masih belum terjadi sama sekali,” tutur
Sahrudian (19/10) selaku Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FISIP UB.
“Tapi
kemungkinan sih, komunikasi nantinya pasti akan terjadi karena
memang mereka pun pastinya kurang lebih membutuhkan dukungan dari mahasiswa
yang notabennya tergabung di dalam pejabat-pejabat kampus itu tadi,” lanjut
mahasiswa Ilmu Pemerintahan 2012 tersebut.Namun, saat ditanya tentang mekanisme
pemilihan dekan itu sendiri bagaimana, mahasiswa yang akrab dipanggil Dian
tersebut mengungkapkan dirinya belum mengetahui bagaimana mekanismenya karena
sebelumnya belum pernah ikut terlibat dalam proses pemilihan dekan.
Senada
dengan Dian, Nurul Rohmah selaku Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP
UB mengakui dirinya juga belum mengetahui bagaimana mekanisme pemilihan dekan. “Belum
banyak tahu sih, maksudnya dari kemahasiswaan pasti memberi informasi. Misal untuk
BEM itu dari kemahasiswaan, tapi belum ada buka omongan gitu dari kemahasiswaan tentang pemilihan dekan dan
sebagainya,” terang mahasiswi Hubungan Internasional ini
.
“Biasanya
seperti itu,pemilihan Rektor juga seperti itu. Mahasiswa hanya pentolan-pentolannya, misal mahasiswa
yang tergabung dalam BEM, DPM seperti itu. Tapi untuk sampai saat ini masih
belum ada sosialisasi pemilihan dekan dan bagaimana mekanismenya,” jelas
mahasiswa yang akrab disapa Noyi ini tentang pemilihan dekan dan mekanismenya yang
belum disosialisasikan kepada seluruh warga FISIP terutama mahasiswa biasa.
Lebih
lanjut Dian berharap, untuk dekan selanjutnya dia harus mampu untuk terjun ke
lapangan dan lebih dekat dengan semua jajaran atau warga yang ada di FISIP, sehingga
menghilangkan kesan yang telah tercipta di mahasiswa bahwa seorang dekan itu “untouchable”. “Kebijakan-kebijakan yang
dibuat juga diharapkan tidak hanya pada bidang pembangunan saja, namun juga
pemenuhan sarana yang dapat menunjang kegiatan mahasiswa seutuhnya, seperti
sarana kegiatan kemahasiswaan,melengkapi koleksiperpustakan yang ada di FISIP, penambahan
titikWiFi, dan juga permasalahan Uang
Kuliah Tunggal (UKT).”
Sementara itu, ketika awak
Perspektif mewawancarai beberapa mahasiswa FISIP tentang pemilihan dekan dan
mekanismenya serta kurangnya Profesordi FISIP yang menjadi masalah dalam pemilihan dekan ini,
mahasiswa mengaku belum mengetahui permasalahan tersebut.
“Untuk pemilihan dekan
FISIP itu, aku sampai sekarang belum tahu. Baru tahu sekarang,” ungkap Meta
Anggit Destantara, mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar