Malang, PERSPEKTIF – Menjelang
pemilihan dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang akan berlangsung tahun depan, tentu akan akan
memunculkan pertanyaan siapakah yang akan menjadi dekan FISIP selanjutnya. Dekan
FISIP saat ini, Darsono,
tak bisa lagi mencalonkan diri atau dicalonkan karena telah memimpin FISIP selama
dua peiode masa jabatan. “Apabila
orang yang diajukan berasal dari luar FISIP ya gak masalah kalau pak Rektor
setuju.
Kalau saya sendiri, orang luar itu yang
menyesuaikan sini atau sini yang menyesuaikan orang luar kan gitu. Nah proses adjusment
itu akan menimbulkan gejolak, kayaknya
orang lebih suka mengambil orang luar” ucap Hilmy Mochtar (30/10), kepala prodi Ilmu Politik. Menurut Hilmi calon dekan yang ideal setidaknya pernah menjabat di fakultas
masing-masing.
“Jika calonnya dari luar, ia nanti tidak
tau bagaimana iklim dan dinamika di FISIP, takutnya orang yang bersangkutan
nanti akan di dikte oleh bawahannya,”
jelas Hilmi. Hilmi juga menambahkan bahwa saat ini FISIP
mengalami krisis calon.
“Ini
bukan permasalahan krisis
calon namun berhubung fakultas kita (FISIP, red.) sendiri masih baru berdiri maka
wajar seperti itu” ujar Bambang
Dwi Prasetyo, kepala jurusan
Ilmu Komunikasi. Bambang menambahkan bahwa dosen yang ada di FISIP masih belum ada yang
pangkatnya sampai lektor kepala.
Senada dengan
pernyataan Bambang, Ahmad Imron Rozuli tidak keberatan jika FISIP nanti di pimpin oleh
calon dari luar.
“Gak masalah FISIP tidak dipimpin orang yang bukan dari FISIP selama beliau punya
komitmen dan juga mengacu pada renstra (rencana strategis) salah satunya” tutur Imron yang kini menjabat wakil dekan II FISIP tersebut. Imron
mengatakan bahwa komitmen itulah yang nantinya akan dinamakan kontrak politik.
Melihat kondisi seperti
itu dimana dari kalangan FISIP sendiri masih belum adanya kriteria yang
memenuhi untuk menjadi calon dekan. Imron juga tidak memungkiri bahwa ada
kelompok kepentingan dalam pemilihan dekan FISIP tahun depan “Saya sudah dengar dari luar yang berminat ke fisip itu
dari peternakan dan dari perikanan, itu dosen yang mempunyai kriteria untuk
calon. Saya taunya dari teman saya sesama wadek 2 disana “oh bapak ini mau ke pindah kesana, oh iya” kan berarti ada kepentingan” terang pria yang juga menjadi dosen
sosiologi tersebut.
Ia mengatakan memang faktor kepentingan bermain di sini, hal tersebut di
karenakan dengan memegang jabatan itu (dekan) maka status sosial maupun status
pendapatannya akan meningkat, apalagi melihat FISIP seperti sekarang ini, tentu
sangat menarik perhatian dari orang luar kalangan FISIP. (lta/hen/med)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar