Malang, PERSPEKTIF - Berorganisasi sejatinya merupakan hal
yang penting bagi mahasiswa, terutama bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP). “Organisasi ini tak ubahnya sebuah laboratorium bagi
mahasiswa sosial untuk memperdalam dan mempraktekan teori yang didapat di dalam
ruang kelas,” tutur Juwita Hayyuning P., dosen Ilmu Politik Universitas
Brawijaya (UB). Sehingga organisasi baik intra maupun ekstra kampus sama – sama
bermanfaat dalam pengembangan diri mahasiswa. Namun, menurut Juwita, ada nilai
lebih yang didapat ketika mahasiswa mengikuti organisasi ekstra. Hal ini salah
satunya berkaitan dengan masa kaderisasi dan masa aktif anggota dalam
organisasi ekstra yang memang lebih panjang dibandingkan organisasi intra.
“Sesuatu yang diikuti dalam proses yang lebih panjang tentunya akan memberi
kontribusi yang lebih terhadap orang yang bersangkutan,” paparnya. Organisasi mahasiswa
ekstra kampus (OMEK), bukanlah merupakan
hal yang asing lagi dikalangan mahasiswa, khususnya bagi para aktivis
kampus. Tak seperti organisasi intra kampus, OMEK merupakan wadah pemikiran
mahasiswa yang bergerak berdasarkan
ideologi organisasi masing-masing.
Lebih lanjut,
mahasiswa ilmu politik 2012 Ahmad Dafiq pun mengatakan bahwa OMEK merupakan
sebuah organisasi yang dapat membentuk kerangka berpikir ideologi mahasiswa
sehingga dapat membentuk karakter mahasiswa. Melalui organisasilah menurutnya
mahasiswa tak hanya belajar mengenai politik praktis, melainkan juga mampu
menerapkan tri dharma mahasiswa melalui organisasi ini.
Senada dengan
Dafiq, Yayan Hidayat Koordinator eksternal Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PMII, red.) menjelaskan bahwa setidaknya dengan ber-OMEK atau mengetahui
proses menjadi bagian dalam organisasi mahasiswa ekstra, setidaknya mengenal
apa itu asas kekeluargaan, kegiatan intelektual, pendidikan karakter. “Yang
terpenting adalah karakter, ketika dikatakan mampu bersaing, karakter seperti
apa yang bisa menjamin dan siapa yang mau menjamin?” tanya Yayan.
Sahrudian
Ahmad mahasiswa Ilmu Pemerintahan 2012 pun mengatakan bahwa omek bukanlah
organisasi politik, melainkan organisasi pengkaderan “OMEK bukanlah organisasi
politik, melainkan organisasi pengkaderan, selalu mempunyai regenerasi untuk
meneruskan sesuatu yang ada dalam omek tersebut. untuk diwariskan bentuk
pemikirannya yang ada dalam OMEK tersebut,” ujarnya. Ia pun mengatakan dengan mengikuti omek
mahasiswa dapat memiliki arah dan tujuan
menjadi mahasiswa melalui ideologi yang ditanamkan.
Menanggapi
akan hal omek dalam kampus saat ini, Lukman Hakim salah seorang dosen ilmu
pemerintahan menyatakan, bahwa organisasi mahasiswa ekstra kampus ini masih
dibutuhkan bagi maha siswa. Karena melalui OMEK, mahasiswa bisa dididik untuk
menjadi seorang pemimpin dan menjadi lebih kritis. “Mahasiswa hari ini tidak cukup
hanya mendapatkan ilmu dari kelas,” tambahnya. Oleh sebab itu Lukman
menganjurkan mahasiswa untuk bergabung dalam organisasi baik intra maupun
ekstra kampus
Terkait
dengan sudut pandang negatif dari beberapa kalangan kepada mahasiswa yang
mengikuti OMEK, dosen pemerintahan ini mengatakan bahwa penyebabnya adalah
budaya. Lukman Hakim menjelaskan bahwa
Problem budaya yang terjadi di FISIP adalah adanya ungkapan yang menyatakan
bahwa OMEK merupakan kumpulan mahasiswa yang berbeda dengan mahasiswa yang lain. “Gerakan-gerakan yang
muncul untuk melawan OMEK itu suatu gerakan yang kurang sehat” tutup Lukman. (nnd/rda)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar