Kamis, 01 Oktober 2015

Sarana Pengembangan Ideologi Mahasiswa



Malang, PERSPEKTIF - Berorganisasi sejatinya merupakan hal yang penting bagi mahasiswa, terutama bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). “Organisasi ini tak ubahnya sebuah laboratorium bagi mahasiswa sosial untuk memperdalam dan mempraktekan teori yang didapat di dalam ruang kelas,” tutur Juwita Hayyuning P., dosen Ilmu Politik Universitas Brawijaya (UB). Sehingga organisasi baik intra maupun ekstra kampus sama – sama bermanfaat dalam pengembangan diri mahasiswa. Namun, menurut Juwita, ada nilai lebih yang didapat ketika mahasiswa mengikuti organisasi ekstra. Hal ini salah satunya berkaitan dengan masa kaderisasi dan masa aktif anggota dalam organisasi ekstra yang memang lebih panjang dibandingkan organisasi intra. “Sesuatu yang diikuti dalam proses yang lebih panjang tentunya akan memberi kontribusi yang lebih terhadap orang yang bersangkutan,” paparnya. Organisasi mahasiswa ekstra kampus (OMEK), bukanlah merupakan  hal yang asing lagi dikalangan mahasiswa, khususnya bagi para aktivis kampus. Tak seperti organisasi intra kampus, OMEK merupakan wadah pemikiran mahasiswa yang bergerak berdasarkan  ideologi organisasi masing-masing.


Lebih lanjut, mahasiswa ilmu politik 2012 Ahmad Dafiq pun mengatakan bahwa OMEK merupakan sebuah organisasi yang dapat membentuk kerangka berpikir ideologi mahasiswa sehingga dapat membentuk karakter mahasiswa. Melalui organisasilah menurutnya mahasiswa tak hanya belajar mengenai politik praktis, melainkan juga mampu menerapkan tri dharma mahasiswa melalui organisasi ini. 


Senada dengan Dafiq, Yayan Hidayat Koordinator eksternal Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII, red.) menjelaskan bahwa setidaknya dengan ber-OMEK atau mengetahui proses menjadi bagian dalam organisasi mahasiswa ekstra, setidaknya mengenal apa itu asas kekeluargaan, kegiatan intelektual, pendidikan karakter. “Yang terpenting adalah karakter, ketika dikatakan mampu bersaing, karakter seperti apa yang bisa menjamin dan siapa yang mau menjamin?” tanya Yayan.



Sahrudian Ahmad mahasiswa Ilmu Pemerintahan 2012 pun mengatakan bahwa omek bukanlah organisasi politik, melainkan organisasi pengkaderan “OMEK bukanlah organisasi politik, melainkan organisasi pengkaderan, selalu mempunyai regenerasi untuk meneruskan sesuatu yang ada dalam omek tersebut. untuk diwariskan bentuk pemikirannya yang ada dalam OMEK tersebut,” ujarnya. Ia  pun mengatakan dengan mengikuti omek mahasiswa dapat memiliki arah dan  tujuan menjadi mahasiswa melalui ideologi yang ditanamkan.


Menanggapi akan hal omek dalam kampus saat ini, Lukman Hakim salah seorang dosen ilmu pemerintahan menyatakan, bahwa organisasi mahasiswa ekstra kampus ini masih dibutuhkan bagi maha siswa. Karena melalui OMEK, mahasiswa bisa dididik untuk menjadi seorang pemimpin dan menjadi lebih kritis. “Mahasiswa hari ini tidak cukup hanya mendapatkan ilmu dari kelas,” tambahnya. Oleh sebab itu Lukman menganjurkan mahasiswa untuk bergabung dalam organisasi baik intra maupun ekstra kampus


Terkait dengan sudut pandang negatif dari beberapa kalangan kepada mahasiswa yang mengikuti OMEK, dosen pemerintahan ini mengatakan bahwa penyebabnya adalah budaya.  Lukman Hakim menjelaskan bahwa Problem budaya yang terjadi di FISIP adalah adanya ungkapan yang menyatakan bahwa OMEK merupakan kumpulan mahasiswa yang berbeda dengan  mahasiswa yang lain. “Gerakan-gerakan yang muncul untuk melawan OMEK itu suatu gerakan yang kurang sehat” tutup Lukman. (nnd/rda)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar