Jumat, 08 Mei 2015

Adian Husaini Kritik Liberalisasi Agama Sistem Pendidikan

LAUNCHING – Adian Husaini mengisi Pelatihan Pemikiran Islam dan Launching Trilogi Novel KEMI di Hall lantai 7 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kamis (7/5).

Malang, PERSPEKTIF – Banyaknya tantangan pemikiran Islam saat ini yang disusupi oleh hegemoni peradaban Barat yang sekuler, hal tersebut harus menjadi pemicu untuk meningkatkan kualitas keilmuan seorang Muslim. Pandangan alam Barat yang bersifat plural dan relatif menimbulkan kekacauan dalam ilmu, padahal umat Islam memiliki konsep tauhid dalam mempelajari suatu ilmu.
“Banyak sekarang sistem pendidikan yang masih mengikuti garisnya Snouck Horgronje, yang dibuat untuk menjauhkan orang Islam dari agamanya,” ungkap Adian Husaini di depan mahasiswa dan dosen dalam Pelatihan Pemikiran Islam dan Peluncuran Trilogi KEMI di Hall lantai 7 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya, Kamis siang (7/5).
Menurut dosen Universitas IBN Khaldun tersebut, sistem pendidikan yang ada saat ini bertentangan dengan  Undang-Undang Pendidikan Tinggi yang menyebutkan tujuan sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan keimanan, ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan akhlak mulia. Namun kenyataannya, kampus-kampus yang ada, termasuk kampus Islam, belum menjadikan kriteria tersebut sebagai kriteria penilaian.

Penggagas Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) pernah mengusulkan agar kriteria tersebut menjadi kriteria kelulusan. Sehingga mahasiswa yang tidak memiliki akhlak yang baik semisal mencontek tidak diluluskan. Dia berharap jika kriteria dalam undang-undang tersebut diterapkan dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, maka akan mencetak pejabat yang baik. (rzd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar