LAUNCHING – Adian Husaini
mengisi Pelatihan Pemikiran Islam dan Launching Trilogi Novel KEMI di Hall
lantai 7 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kamis (7/5).
|
Malang, PERSPEKTIF – Banyaknya tantangan pemikiran Islam saat ini yang
disusupi oleh hegemoni peradaban Barat yang sekuler, hal tersebut harus menjadi
pemicu untuk meningkatkan kualitas keilmuan seorang Muslim. Pandangan alam
Barat yang bersifat plural dan relatif menimbulkan kekacauan dalam ilmu,
padahal umat Islam memiliki konsep tauhid dalam mempelajari suatu ilmu.
“Banyak sekarang sistem pendidikan yang masih mengikuti garisnya Snouck
Horgronje, yang dibuat untuk menjauhkan orang Islam dari agamanya,” ungkap
Adian Husaini di depan mahasiswa dan dosen dalam Pelatihan Pemikiran Islam dan
Peluncuran Trilogi KEMI di Hall lantai 7 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP) Universitas Brawijaya, Kamis siang (7/5).
Menurut dosen Universitas IBN Khaldun tersebut, sistem pendidikan yang ada
saat ini bertentangan dengan Undang-Undang Pendidikan Tinggi yang
menyebutkan tujuan sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan keimanan,
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan akhlak mulia. Namun kenyataannya,
kampus-kampus yang ada, termasuk kampus Islam, belum menjadikan kriteria
tersebut sebagai kriteria penilaian.
Penggagas Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) pernah
mengusulkan agar kriteria tersebut menjadi kriteria kelulusan. Sehingga
mahasiswa yang tidak memiliki akhlak yang baik semisal mencontek
tidak diluluskan. Dia berharap jika kriteria dalam undang-undang tersebut
diterapkan dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, maka akan mencetak
pejabat yang baik. (rzd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar