Oleh:
Mohamad Fadil Rakhmawan*
Tugas Ospek, bagi mahasiswa baru (maba), bisa
dibilang sebuah tantangan baru yang belum pernah ditemui saat di bangku
SMA. Tugas Ospek memaksa maba untuk
bekerja melampaui batas kemampuannya. Output yang diharapkan, maba bisa menjadi
mahasiswa yang tangguh dalam mengarungi kehidupan di dunia perkuliahan. Namun
visi positif ini justru dirusak berbagai kalangan yang ingin meraup keuntungan.
Tahun 2010, seorang mahasiswa senior
bercerita bahwa jual – beli tugas Ospek tidak terjadi secara terang – terangan.
Hanya berani secara sembunyi – sembunyi, dan kalau ketahuan, akan dihukum oleh
panitia. Tahun 2011, jual – beli tugas Ospek menjadi lebih terbuka dan banyak
melibatkan orang – orang sekitar yang juga ingin meraup keuntungan. Hingga
tahun 2014, makin banyak kalangan yang ingin menikmati keuntungannya, dan ironinya,
justru banyak dari kalangan internal panitia.
Telah menjadi rahasia umum bahwa segelintir
orang yang tergabung dalam kepanitiaan justru memanfaatkan posisinya untuk
mempolitisasi tugas Ospek maba. Ada yang membocorkannya pada beberapa orang
atau kawannya dengan komisi tertentu, ada pula yang memanfaatkan untuk
organisasi eksternalnya (omek), dan ada yang justru membuka lapak sendiri.
Bahkan kita bisa menemukannya secara online dengan sistem transfer via
perbankan, sungguh semakin pesat saja perkembangan perdagangan tugas Ospek ini
(Anda bisa mencarinya melalui google).
Konsep tugas Ospek pun hanya menerapkan
sistem punishment tanpa reward. Bagi maba yang tidak
mengerjakannya akan dikenai hukuman dengan berbagai macam hukuman, mulai
kategori hukuman pelanggaran ringan hingga hukuman pelanggaran berat. Sementara
bagi yang mengerjakannya dengan sungguh – sungguh, hanya menjadi penggugur
kewajiban. Bahkan, jadi nilai atau syarat kelulusan Ospek pun tidak, sungguh
ironi.
Bila kemudian tugas Ospek maba justru sekadar menjadi penggugur
kewajiban bagi maba atau menunjukkan eksistensi senioritas atau (yang paling
ironis) menjadi komoditas perdagangan berbagai kalangan, lantas apa esensi
tugas ospek maba sebenarnya? Teringat kata – kata seorang panitia yang enggan
disebutkan namanya saat saya wawancarai di samping gedung Samantha Krida pagi
tadi (2/9), “Di semua universitas selalu ada yang menjual tugas ospek, mas.
Ya, namanya juga orang cari uang mas,” ujarnya sambil terkekeh.
*Mahasiswa Hubungan Internasional UB,
Pimpinan Divisi Markom LPM Perspektif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar