![]() |
Maba
berbaris per-fakultas diarahkan untuk memasuki stan-stan UKM dengan tertib. (Nevie/Perspektif)
|
Malang, PERSPEKTIF - Para mahasiswa
baru ini mengikuti rangkaian acara Open House Lembaga Kedaulatan Mahasiswa (LKM,
red.) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM, red.), Sabtu (26/9). Acara ketiga dari Rangkaian Acara Jelajah
Almamater Brawijaya (Raja Brawijaya, red.) ini dimulai pada pukul 08.00. Meski demikian beberapa mahasiswa baru (maba,
red.) terlihat telah datang satu jam lebih cepat. Mereka pun masuk secara
bergantian sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh panitia.
Menurut ketua pelaksana, Muhammad
Taufiq, open house LKM dan UKM bertujuan untuk mengembangkan bakat-bakat non
akademis. “Prestasi mungkin kita kenal dengan IPK baik, tapi sebetulnya
prestasi itu sangatlah luas yang bisa didapatkan dengan cara non-akademik
misalnya menjadi atlet, seniman, dan sebagainya. Dengan harapanya setelah
dikenalkan dengan UKM ini, mahasiswa menjadi berprestasi, mempunyai kreasi dan
inovasi untuk menciptakan generasi emas Brawijaya yang berintegritas, berbudaya,
religius, dan berkarakter untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.”
Berbeda dengan open house tahun lalu
yang mendatangkan Jusuf Kalla, tahun ini tidak ada tamu spesial dalam acara
open house ini. “Sebenaranya rencana kami kan
mendatangkan Ibu Susi (Menteri Kelautan dan Perikanan, red.) ya, serta makan
ikan bersama 12.000 mahasiswa baru. Namun ternyata bu Susi ternyata tidak dapat
hadir,” jelasnya. Ia pun mengatakan, meski demikian pihak rektorat menjanjikan akan mendatangkan
Susi Pudjiastuti ke UB entah dalam acara kuliah tamu ataupun acara yang lain.
Perbedaan lainnya adalah adanya parade UKM dan pengunguman 10 besar esai
terbaik mahasiswa baru. “Untuk pemenang esai kita berikan sertifikat, yang
kedua kita berikan golden tiket untuk sekolah kebangsaan.”
Pada tahun ini para anggota UKM
hanya boleh menggunakan selembaran brosur sebagai bentuk promosi memperkenalkan
UKM mereka. Brosur tersebut dibagikan
kepada maba yang menjelajahi stan-stan mereka. Hal ini berbeda dengan tahun
lalu yang membebaskan masuk ke dalam stan dan mencari informasi sebanyak
mungkin mengenai UKM, serta memudahkan pihak UKM untuk melakukan pendataan bagi
mereka yang berminat mengikuti UKM tersebut.
Ketua Umum UKM Bola Voli UB, Rizky
Happy meragukan apakah panitia benar berniat untuk mempromosikan UKM atau
tidak. “Seharusnya jika niat mempromosikan ya biarkanlah maba itu tanya-tanya
sedikit, bukan malah seperti dikejar-kejar gitu.
Tadi ada yang lari-lari juga loh,”
ungkap mahasiswa asal Blitar tersebut.
Keluhan senada juga diungkapkan oleh
Avie Wicaksono Ketua Umum UKM Tim Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA dan
HIV/AIDS (TEGAZ). “Kalau menurut saya jika dibandingkan dengan tahun kemarin,
masalah stan masih kurang, masih lebih enak tahun kemarin dan lagipula saya
rasa cara pengenalan UKM hanya lewat selebaran sepertinya tidak efektif. Kalau
bisa kita juga dapat contact person
mereka seperti tahun kemarin, jadi kita bisa follow up maba yang berminat,” ungkap Avie. Avie berharap untuk
selanjutnya stan dapat diperbesar serta cara pengenalan UKM dapat diperbaiki
atau mungkin kembali seperti cara pengenalan UKM tahun lalu sehingga lebih
efektif.
Senada
dengan para anggota UKM di atas, maba pun merasa bahwa dalam pengenalan UKM ini
seperti dikejar waktu sehingga kurang efektif. “Maunya tuh lihat satu per satu biar tahu juga infonya, tapi sama panitia
disuruh jalan cepat jadi sering kelewatan. Tadi saja saat mau mengambil brosur
tidak sempat,” ungkap Jeje, maba Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA,
red.) yang mengungkapkan ingin mengikuti UKM Nol Derajat Film. (ank/nnd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar