Minggu, 27 September 2015

Perubahan Sistem, Open House UKM dan LKM Tahun Ini Kurang Efektif


Maba berbaris per-fakultas diarahkan untuk memasuki stan-stan UKM dengan tertib. (Nevie/Perspektif)


Malang, PERSPEKTIF - Para mahasiswa baru ini mengikuti rangkaian acara Open House Lembaga Kedaulatan Mahasiswa (LKM, red.) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM, red.), Sabtu (26/9).  Acara ketiga dari Rangkaian Acara Jelajah Almamater Brawijaya (Raja Brawijaya, red.) ini dimulai pada pukul 08.00.  Meski demikian beberapa mahasiswa baru (maba, red.) terlihat telah datang satu jam lebih cepat. Mereka pun masuk secara bergantian sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh panitia.  

Menurut ketua pelaksana, Muhammad Taufiq, open house LKM dan UKM bertujuan untuk mengembangkan bakat-bakat non akademis. “Prestasi mungkin kita kenal dengan IPK baik, tapi sebetulnya prestasi itu sangatlah luas yang bisa didapatkan dengan cara non-akademik misalnya menjadi atlet, seniman, dan sebagainya. Dengan harapanya setelah dikenalkan dengan UKM ini, mahasiswa menjadi berprestasi, mempunyai kreasi dan inovasi untuk menciptakan generasi emas Brawijaya yang berintegritas, berbudaya, religius, dan berkarakter untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.” 

Berbeda dengan open house tahun lalu yang mendatangkan Jusuf Kalla, tahun ini tidak ada tamu spesial dalam acara open house ini. “Sebenaranya rencana kami kan mendatangkan Ibu Susi (Menteri Kelautan dan Perikanan, red.) ya, serta makan ikan bersama 12.000 mahasiswa baru. Namun ternyata bu Susi ternyata tidak dapat hadir,” jelasnya. Ia pun mengatakan, meski demikian  pihak rektorat menjanjikan akan mendatangkan Susi Pudjiastuti ke UB entah dalam acara kuliah tamu ataupun acara yang lain. Perbedaan lainnya adalah adanya parade UKM dan pengunguman 10 besar esai terbaik mahasiswa baru. “Untuk pemenang esai kita berikan sertifikat, yang kedua kita berikan golden tiket untuk sekolah kebangsaan.”

Pada tahun ini para anggota UKM hanya boleh menggunakan selembaran brosur sebagai bentuk promosi memperkenalkan UKM mereka. Brosur tersebut  dibagikan kepada maba yang menjelajahi stan-stan mereka. Hal ini berbeda dengan tahun lalu yang membebaskan masuk ke dalam stan dan mencari informasi sebanyak mungkin mengenai UKM, serta memudahkan pihak UKM untuk melakukan pendataan bagi mereka yang berminat mengikuti UKM tersebut.


Ketua Umum UKM Bola Voli UB, Rizky Happy meragukan apakah panitia benar berniat untuk mempromosikan UKM atau tidak. “Seharusnya jika niat mempromosikan ya biarkanlah maba itu tanya-tanya sedikit, bukan malah seperti dikejar-kejar gitu. Tadi ada yang lari-lari juga loh,” ungkap mahasiswa asal Blitar tersebut.

Keluhan senada juga diungkapkan oleh Avie Wicaksono Ketua Umum UKM Tim Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA dan HIV/AIDS (TEGAZ). “Kalau menurut saya jika dibandingkan dengan tahun kemarin, masalah stan masih kurang, masih lebih enak tahun kemarin dan lagipula saya rasa cara pengenalan UKM hanya lewat selebaran sepertinya tidak efektif. Kalau bisa kita juga dapat contact person mereka seperti tahun kemarin, jadi kita bisa follow up maba yang berminat,” ungkap Avie. Avie berharap untuk selanjutnya stan dapat diperbesar serta cara pengenalan UKM dapat diperbaiki atau mungkin kembali seperti cara pengenalan UKM tahun lalu sehingga lebih efektif.

Senada dengan para anggota UKM di atas, maba pun merasa bahwa dalam pengenalan UKM ini seperti dikejar waktu sehingga kurang efektif. “Maunya tuh lihat satu per satu biar tahu juga infonya, tapi sama panitia disuruh jalan cepat jadi sering kelewatan. Tadi saja saat mau mengambil brosur tidak sempat,” ungkap Jeje, maba Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA, red.) yang mengungkapkan ingin mengikuti UKM Nol Derajat Film. (ank/nnd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar