Malang, PERSPEKTIF– Rangkaian
peringatan ulang tahun HI ke-8 masih berlanjut. Senin (21/9) di Hotel Swiss Bellin,
program studi Hubungan Internasional (HI) mengadakan Seminar Internasional
dengan mengusung tema “Digital Diplomacy:
A New Alternative To Leverage Power Digital Era.”
Huwaina
Lutfita selaku Ketua Pelaksana Seminar Internasional tersebut mengungkapkan tentang
alasan di balik pemilihan tema. “Traditional
diplomacy itu sudah out of date.
Kita hidup di digital era kemudian
negara-negara lain seperti Polandia dan Europan
Union sudah menerapkan diplomasi digital.”
Huwaina juga mengungkapkan jika peserta seminar internasional beragam. Selain mahasiswa HI sendiri, terdapat mahasiswa dari fakultas lain di Universitas Brawijaya. Adapula mahasiswa internasional di Universitas Brawijaya, mahasiswa Universitas Jember, mahasiswa Universitas Muhammadiyah, mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, dan Asia Youth Leadership Association (AYLA).
“Menurutku sih acarnya bagus, linier sama studi anak HI. Yang jelas, HIMAHI harus buat acara seperti ini untuk selanjutnya,” ungkap Ibrahim Rif`at Adlan, salah satu mahasiswa HI yang mengikuti seminar.
Namun mahasiswa yang akrab dipanggil Baim tersebut cukup menyayangkan keterlambatan acara sampai satu jam lebih. Apalagi mahasiswa Universitas Jember sempat melontarkan protes atas keterlambatan tersebut.
Seminar yang dijadwalkan berlangsung pada pukul 08.00 WIB itu menghadirkan empat pemateri sekaligus. “Ada dari Universitas Brawijaya HI, Dian Mutmainah selaku kepala program studi HI. Ada dari Kementrian Luar Negeri, Odo Manuhutu. Ada dari Kedutaan Polandia, Maciej Duszynski. Kemudian ada dari Europan Union, Julio Aras,” pungkas Huwaina. (kmb/aw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar