Sabtu, 02 Mei 2015

Buruh dan Mahasiswa Kompak Melawan Penindasan

Malang, PERSPEKTIF - Hari buruh internasional yang diperingati setiap 1 Mei menjadi momentum yang tepat bagi buruh dan mahasiswa untuk menyuarakan gagasan melawan penindasan. Dalam acara Mayday, Friday, Holiday yang digelar Jum'at (1/5) oleh Komunitas Tjangkir 13 di Balai Brantas, perwakilan buruh dan mahasiswa diberi kesempatan untuk berorasi dan berdiskusi.

Ketua Solidaritas Perjuangan Buruh Indonesia (SPBI) Lutfi Chafidz mengatakan buruh dan mahasiswa harus sadar akan adanya penindasan yang dialaminya. "Paling tidak kita bisa melihat adanya penindasan yang terjadi melalui sistem kerja kontrak sampai sistem outsourcing," ujar Lutfi. Lutfi menambahkan peringatan hari buruh internasional menjadi momen yang tepat untuk melawan penindasan pemilik modal yang selama ini terjadi.

Sementara itu Kasim selaku perwakilan dari Jaringan Aktivis Filsafat Islam (JAKFI) mengungkapkan selain terhadap buruh penindasan juga terjadi di institusi pendidikan, contohnya adalah kegiatan intelektual seperti diskusi yang dilarang birokrat kampus. Menurutnya, pelarangan diskusi adalah hasil dari struktur penindasan yang telah bertahan sangat lama di dunia akademis untuk itu mahasiswa perlu melakukan perlawanan. "Bersatulah pemuda melawan penindasan," tegas mahasiswa Universitas Islam Malang ini.

Selain sesi diskusi May Day, Friday, Holiday juga memutar film "Kami Yang Tertindas". Dimana film ini menceritakan buruh Trans Jogja yang kelimpungan setelah hak-haknya tidak dipenuhi oleh perusahaan. (rip)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar