Kamis, 11 Desember 2014

Divisi Acara “Menghilang”, Debat Terbuka Molor Hampir Dua Jam

MolorSetelah ampir dua jam menunggu akhirnya debat terbuka resmi dimulai

Malang, PERSPEKTIF – Senin (08/12), rangkaian acara Pemilihan Mahasiswa Raya (Pemira) Universitas Brawijaya 2014 sampai pada acara debat terbuka yang diselenggarakan di lapangan Rektorat Universitas Brawijaya. Ketiadaaan Divisi Acara di tempat debat terbuka membuat panitia Pemira yang lain kelimpungan. Acara pun terlambat hampir dua jam.

Menjelang dimulainya debat terbuka yang dijadwalkan pada pukul 12.30 WIB, panitia Pemira sibuk mencari-cari Divisi Acara yang menghilang. Tempat diselenggarakannya debat terbuka pun masih dalam keadaan belum siap. Kursi dan meja belum tertata dengan rapi.

Wakil ketua pelaksana Pemira, Afrizal Rizaldi menuturkan, “(Divisi Acara) sempat ada pembicaraan penting di lantai 8 terkait masalah teknis. Jadi, semua jajaran Divisi Acara diharapkan untuk hadir di sana.”

Mahasiswa kelahiran Pontianak itu juga mengatakan bahwa ia sudah berusaha mengantisipasi keterlambatan tersebut dan meminta Divisi Acara untuk segera terjun ke tempat acara.

Di sisi lain, penanggungjawab debat terbuka dari Divisi Acara, Shofiy Qurrota Aini menjelaskan bahwa keterlambatan terjadi karena menunggu kehadiran calon-calon anggota DPM. Di saat yang sama, Divisi Acara mendapat tugas dari rektor untuk bertemu dengan Pembantu Dekan III dari semua fakultas.

Keterlambatan tersebut mengakibatkan Pembantu Rektor III, Ir. H.R.B. Ainurrasyid, MS. yang akan memberikan sambutan, meninggalkan tempat debat terbuka sebelum acara dimulai. Setelah menunggu lama, Pembantu Rektor III memutuskan pergi karena harus menghadiri acara lain.

Menurut Ari Al-Munkari, mahasiswa Program Vokasi angkatan 2014 yang menghadiri debat terbuka itu, panitia kurang cakap dan terlihat kurang siap dalam mengadakan acara debat kali ini sehingga tamu undangannya terlalu lama menunggu acara dimulai.

“Harusnya, panitia yang profesional dalam menangani masalah seperti ini, kalau molor jangan terlalu lama. Jangan suka mengikuti kebiasaan-kebiasaan jam ngaret yang terlalu lama,” tambah Ari.

Debat terbuka ini diikuti oleh 21 calon Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dan 2 calon presiden Eksekutif Mahasiswa (EM). Selain itu, debat terbuka juga dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai fakultas di Universitas Brawijaya.  (aw/kmb/ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar