Senin, 08 September 2014

Janji



Senyumku masih terajut untukmu
Meski ayahku tak lagi jadi babu
Meski tak ada kepul di dapur ibu


Bukankah kau bilang
Akan membaik nanti jika kau menang?
Meski, entah yang sebelah mana memang

Bukankah kau bilang
Semua akan segera hilang?
Berganti, dan entah akan seperti apa

Senyumku masih juga padamu
Meski kawanku tak lagi berguru
Meski abangku terus dendangkan lagu

Bukankah kau bilang
Semua hanya menunggu waktu?
Entah siapa itu waktu
Entah kapan itu waktu

Tenang saja,
Aku akan tetap tersenyum untukmu
Meski janjimu tak juga kujamu
Meski masamu segera berlalu
Iya, aku tahu,
Bukankah waktu tak pernah menjanjikan apa-apa,
Kecuali waktu itu sendiri?

(Perantauan, 2014)


*Sukma Hanafani: 11 Fesbruari 1993, anggota divisi Sastra LPM Perspektif, mahasiswa Ilmu Komunikasi UB 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar