Malang, PERSPEKTIF – Jumat
(7/3), beberapa mahasiswa FISIP
UB menggelar aksi
solidaritas "Melawan Takluk
Arogansi
Birokrasi FISIP" di belakang gedung A FISIP. Aksi ini digelar sebagai
solidaritas dari mahasiswa FISIP untuk membantu Agung Widiyantoro, mahasiswa jurusan Ilmu
Politik yang diblokir sistem ketika pengurusan Kartu Rencana Studi (KRS). Aksi
ini menganggap pihak birokrat FISIP mempersulit Agung dalam proses pengurusan
sehingga Agung belum bisa melanjutkan kuliah.
Beberapa
perwakilan BEM, DPM, Himapolitik mengadap Dekan FISIP
untuk membantu mediasi Agung dan dekanat menyelesaikan masalah ini. "Kami
perwakilan dari BEM, DPM dan Himapolitik
membantu untuk mengaspirasi, mengadvokasi dan menjembatani pihak Agung dan
fakultas untuk mediasi masalah ini", ujar Febri Pratama ketua DPM FISIP.
Agung
Widiyantoro mengaku baru membayar SPP tanggal 10 februari 2014 dari batas
pembayaran 7 februari 2014 karena faktor biaya dan kesalahan informasi.
"Saya baru membayar SPP tanggal 10 februari karena memang belum ada biaya,
selain itu dari informasi yang saya terima batas pembayaran itu tanggal 11
februari", ujar Agung. "Setelah membayar SPP ternyata KRS belum
aktif, saya langsung berangkat ke Malang tanggal 11 februari kemarin, bukti
pembayaran juga masih ada", lanjutnya.
Agung
menambahkan, ketika pengurusan masalah ini,
pihak Kasubbag Akademik
menyarankan untuk mengambil terminal. "Saya langsung disarankan oleh Pak
Harnanto untuk mengambil terminal karena sistem yang ada bukan sistem
manual", tambahnya.
Sementara
itu Darsono Wisadirana selaku dekan FISIP mengatakan "saya sendiri tidak
berkeberatan untuk membantu, asalkan tidak menabrak sistem yang ada karena
sudah ada surat edaran dari pihak rektorat". Darsono juga menyetujui
win-win solution yang ditawarkan dari perwakilan mahasiswa untuk membuat surat
rekomendasi ke Rektor UB melalui Pembantu
Rektor I. (rip/ gfr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar