Massa yang tergabung dalam aliansi Sedulur Tunggal Roso melakukan aksi di depan balaikota Malang (28/9). (Ade/Perspektif) |
Malang,
PERSPEKTIF - Meninggalnya petani Lumajang, Salim atau biasa dikenal dengan
Kancil, menyulut reaksi mahasiswa dan aktivis di kota Malang. Aliansi yang
menamakan dirinya Sedulur Tunggal Roso meenggelar aksi di depan balai
kota Malang, Senin (28/9). Mereka
mengecam pengeroyokan terhadap Salim dan Tosan, petani warga Desa Selok
Awar-Awar Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, yang menolak
proyek tambang pasir.
Dalam aksinya massa menyampaikan beberapa tuntutan, diantaranya
adalah meminta kepolisian untuk tidak berhenti mengusut kasus pengeroyokan
sampai menemukan aktor intelektualnya. Massa juga mendesak gubernur Jatim dan kementrian
lingkungan hidup dan kehutanan untuk menghentikan aktivitas penambangan pasir
di Jatim.
Korlap aksi, Abdurrahman Sofian dalam
orasinya mendesak pemerintah Jawa Timur mengambil sikap tegas. "Pemerintah
Jawa Timur harus berani menelisik aktor intelektualnya, ini bukan
main-main," ujarnya. Sofian juga menyampaikan kekhawatirannya jika kasus
serupa akan terjadi di wilayah lain.
Dalam rilisnya, Aliansi Sedulur Tunggal
Roso menyayangkan lambannya pemerintah daerah dan pihak kepolisian dalam
mengantisipasi adanya potensi konflik. Struktur birokrasi yang sampai ke
tingkat desa seharusnya bisa segera merekam, mendeteksi serta mencegah
terjadinya tindak kekerasan pada masyarakat yang tengah memperjuangkan hak
lingkungan dan hak hidupnya di sekitar tambang.
Aksi yang diikuti oleh Malang Corruption
Watch (MCW), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI, red.) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, HMI Universitas Muhammadiyah Malang (UMM, red.), HMI Institut Teknik Nasional, HMI IKIP Budi Utomo, HMI Universitas Merdeka, BEM-U
UMM, BEM Politeknik Negeri Malang (Polinema, red.), BEM FISIP UMM, LPM Dianns, GIPSI, Intrans Institute, dan
aktivis lain ini melakukan aksi tabur bunga, penandatanganan kain putih dan
orasi yang dilakukan secara bergantian. (ppt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar