Selasa, 29 September 2015

Pengusutan Kasus Pembunuhan Petani di Lumajang Harus Tuntas



Massa yang tergabung dalam aliansi Sedulur Tunggal Roso melakukan aksi di depan balaikota Malang (28/9). (Ade/Perspektif)


Malang, PERSPEKTIF - Meninggalnya petani Lumajang, Salim atau biasa dikenal dengan Kancil, menyulut reaksi mahasiswa dan aktivis di kota Malang. Aliansi yang menamakan dirinya Sedulur Tunggal Roso meenggelar aksi di depan balai kota Malang, Senin (28/9).  Mereka mengecam pengeroyokan terhadap Salim dan Tosan, petani warga Desa Selok Awar-Awar Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, yang menolak proyek tambang pasir.

Dalam aksinya massa menyampaikan beberapa tuntutan, diantaranya adalah meminta kepolisian untuk tidak berhenti mengusut kasus pengeroyokan sampai menemukan aktor intelektualnya. Massa juga mendesak gubernur Jatim dan kementrian lingkungan hidup dan kehutanan untuk menghentikan aktivitas penambangan pasir di Jatim. 

Korlap aksi, Abdurrahman Sofian dalam orasinya mendesak pemerintah Jawa Timur mengambil sikap tegas. "Pemerintah Jawa Timur harus berani menelisik aktor intelektualnya, ini bukan main-main," ujarnya. Sofian juga menyampaikan kekhawatirannya jika kasus serupa akan terjadi di wilayah lain. 


Dalam rilisnya, Aliansi Sedulur Tunggal Roso menyayangkan lambannya pemerintah daerah dan pihak kepolisian dalam mengantisipasi adanya potensi konflik. Struktur birokrasi yang sampai ke tingkat desa seharusnya bisa segera merekam, mendeteksi serta mencegah terjadinya tindak kekerasan pada masyarakat yang tengah memperjuangkan hak lingkungan dan hak hidupnya di sekitar tambang.

Aksi yang diikuti oleh Malang Corruption Watch (MCW), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI, red.) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, HMI Universitas Muhammadiyah Malang (UMM, red.), HMI Institut Teknik Nasional, HMI IKIP Budi Utomo, HMI Universitas Merdeka, BEM-U UMM, BEM Politeknik Negeri Malang (Polinema, red.), BEM FISIP UMM, LPM Dianns, GIPSI, Intrans Institute, dan aktivis lain ini melakukan aksi tabur bunga, penandatanganan kain putih dan orasi yang dilakukan secara bergantian. (ppt)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar