Kamis, 09 April 2015

Dunia dan Salam Perpisahan

Dunia dengan gedung-gedung yang belum selesai dibangun,
juga kepala-kepala yang tak kunjung mencari ampun.
Bersambung dengan berita pagi demokrasi yang sekarat
dan rakyat yang masih menduga-duga.
Lalu ada anak-anak memakai baju abu-abu dan hitam,
air matanya jatuh menguap menjadi doa yang meneduhkan.

Sementara kita berseteru sebagai koper yang dipisahkan langkah kaki,
tanpa label nama dan berpura-pura tak saling mengenali.
Kau berkata ingin mengingat hal-hal yang baik saja,
sambil menghilangkan cerita-cerita tentang kesedihan.
Aku pun tak punya cara agar masing-masing dari kita
bisa berhenti saling menerka.

Bersama dunia yang terus dibangun melalui Soekarno-Hatta dan Juanda,
juga kepala-kepala bersujud dalam diam, menghamba akan segala kemungkinan,
kita semakin sibuk bertengkar tentang kata-kata yang salah jalan,
dan sama-sama keras kepala untuk meminta maaf.
Lalu daun-daun akan menguning dan gugur berjatuhan,

bersiap-siaplah untuk segala yang mungkin tentang kehilangan.

*Ayu Putri Kharina
Penulis adalah Mahasiswa Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik  Universitas Brawijaya angkatan 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar